Bahan Nabati Sumber Pestisida, Herbisida dan Fungisida Organik
Pada kesempatan ini, saya akan share mengenai salah satu upaya dalam Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman. Dalam beberapa tulisan sebelumnya, saya pernah ungkapkan bahwa kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman adalah kegiatan yang wajib dipersiapkan sebelum mulai melakukan budidaya tanaman, apapun jenis tanaman yang kita budidayakan.
Tulisan berikut sedikit akan menyajikan pemanfaatan beberapa jenis tanaman di sekitar kita dan dapat dimanfaatkan sebagai pestisida maupun insektisida nabati atau organik, dan agar lebih mantap, akan kita gabung dengan PHEFOC HCS.
Sumber daya alam Indonesia berupa tanaman dengan beragam jenis, ternyata memiliki potensi pemanfaatan sangat luas. Dari sekian manfaat yang dapat kita ambil adalah dengan memanfaatkannya sebagai bahan untuk mengatasi gangguan hama dan penyakit tanaman.
Dalam setiap tumbuhan, ternyata terkandung zat atau senyawa kimia yang dapat menjadi musuh alami baik bagi hama maupun penyakit yang menyerang tanaman. Setiap jenis tumbuhan memiliki kandungan senyawa kimia yang berbeda-beda sehingga kita dapat memilih mana yang menjadi musuh alami suatu hama atau penyakit. Hal tersebut karena secara alami dan evolusi, tumbuhan telah dengan sendirinya mengembangkan bahan kimia sebagai alat pertahanan dirinya dari organisme pengganggu yang merupakan hasil metabolis sekunder.
Beberapa penelitian sudah dan masih berlangsung dalam rangka pemanfaatan sumber pestisida maupun insektisida nabati ini. Beberapa sudah dapat diaplikasikan, namun sayang usaha sosialisasinya masih kurang menyentuh sehingga pemakaian pestisida maupun insektisida kimia sintetis masih menjadi andalan para petani.
Pada kesempatan ini, kita akan coba manfaatkan beberapa bahan nabati untuk digunakan dalam Pengendalian OPT. Jenis tumbuhan berikut mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita. Untuk melengkapi wawasan, saya mencoba searching dari berbagai sumber yang semoga dapat dipercaya mengenai garis besar kandungan di dalamnya sehingga dapat digunakan sebagai bagian dari usaha Pengendalian OPT. Tentunya jenis-jenis tanaman lain ‘amat sangat banyak’ di sekitar kita, mulai dari informasi yang diperoleh secara turun-temurun dari orang tua kita atau berdasarkan hasil kajian dan penelitian ilmiah para ahli.
Sebelum mulai ke proses pembuatannya, ada baiknya kita ulas sedikit tentang profil beberapa tanaman yang akan kita manfaatkan tersebut :
1. Pinang (Areca catechu)
Bagian yang akan kita manfaatkan adalah biji. Biji pinang mengandung senyawa aktif alkaloida seperti misalnya arekaina (arecaine) dan arekolina (arecoline), yang sedikit banyak bersifat racun dan adiktif, dapat merangsang otak. Zat lainnya yang dikandung buah ini antara lain juga saponin danflavonoida. Secara umum banyak digunakan untuk mengatasi gangguan hama wereng dan hama lainnya. Bagian daun pohon pinang pun sering dimanfaatkan untuk tujuan tersebut dengan
cara membakar daun keringnya. Bagi yang belum mengenal penampakan dari pohon pinang dan bijinya, dapat dilihat nih pada gambar di samping….
2. Daun Sirsak (Annona muricata)
Akhir-akhir ini, daun sirsak menjadi salah satu primadona di bidang kesehatan dalam pengobatan ‘herbal’ penyakit yang di derita manusia. Berdasarkan hasil penelitian para ahli, kandungan senyawa kimia (ada se-abrek senyawa kimia aktif : annocatacin, annocatalin,
annohexocin, annonacin, annomuricin, anomurine, anonol, caclourine, gentisic acid, gigantetronin, linoleic acid, muricapentocin ) yang terkandung di dalamnya mampu mengatasi berbagai jenis penyakit.
Di bidang pertanian, senyawa kimia aktif berupa acetogeninyang terdapat dalam daun dan biji sirsak, dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan serangan trips, menekan intensitas serangan kepik hijau dan menurunkan populasinya. Bioaktif acetogenin, juga bersifat insektisidal (anti serangga-ulat) dan antifeeding atau menurunkan nafsu makan (Maryani 1995).
3. Batang Serai, sereh (Andropogon nardus L)
Zat aktif yang terkandung saponin, flavonoida, danpolifenol serta minyak atsiri. Dimanfaatkan untuk membunuh atau mengusir hama padi. Ekstrak daunnya dapat digunakan untuk menekan intensitas serangan kepik hijau.
4. Daun Sirih, Seureuh, Cambai, Cambia, Suru (Piper betle L)
Kandungan bioaktifnya mirip dengan Serai, yaitu saponin, flavonoida, dan polifenol serta minyak atsiri. Dimanfaatkan untuk mengusir wereng, belalang dan racun ikan. Ekstrak methanol dari daunnya juga dapat mematikan beberapa jenis larva serangga.
5. Bawang Putih (Allium sativum L)
Kandungan senyawa kimia aktif dalam bawang putih adalah saponin, flavonoida, dan politenol serta minyak atsiri. Khasiatnya ternyata selain untuk menangkal serangan vampire (dalam
film..hehe), juga ampuh untuk pengusir kutu-kutuan dan serangga hama lainnya. Ekstrak sari bawang putih pun ternyata ampuh membunuh ulat S. litura instar (ulat grayak, ulat bawang)
6. Cabe rawit merah (Capsicum frutescens)
Dalam cabe terdapat senyawa kimia capsaicin, zat ini yang menyebabkan rasa pedas panas menyengat. Di beberapa tempat, banyak petani memanfaatkannya untuk menangkal hama wereng yang menyerang tanaman padi mereka.